NASIONAL

Organisasi Papua Merdeka Akui Membakar SD Inpres di Intan Jaya

"Alasan dibakarnya sekolah tersebut karena kerap digunakan oleh militer dan polisi Indonesia."

Ardhi Ridwansyah

Organisasi Papua Merdeka
Personel TNI-Polri padamkan perumahan petugas kesehatan yang dibakar KKB di Ilaga, Papua Tengah (11/9/2023) (Foto: ANTARA/HO-Dok Satgas Yonif Raider 300/Bjw)

KBR, Jakarta – Tentara Pembebasan Nasional Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku bertanggung jawab atas peristiwa pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu (1/5/2024) sekitar pukul 08.00 WIT.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan yang melakukan pembakaran sekolah itu dari Panglima Komando Wilayah Pertahanan VIII Intan Jaya Brigadier General Undius Kogoya dan pasukannya.

Alasan dibakarnya sekolah tersebut karena kerap digunakan oleh militer dan polisi Indonesia. Selain itu, anggota TNI juga banyak menjadi guru di sekolah tersebut.

“TPNPB-OPM sudah punya peringatan sebelumnya bahwa siap tembak semuanya, bakar gedung-gedung sekolah dan lain-lain jadi kami tidak butuh sekolah. Sekolah itu nanti ketika Papua merdeka baru, dengan kita punya negara, kita punya orang-orang dari sekolah, Indonesia sudah didik kami cukup, banyak orang Papua yang bersekolah, intelektual, banyak yang kerja dengan Indonesia, dan itu juga nanti kerja di Papua setelah merdeka.” jelas Sebby kepada KBR, Jumat (3/5/2024).

Kata dia, warga sipil pun mesti menghindari daerah konflik termasuk di fasilitas pendidikan maupun kesehatan yang menurut dia, kini diambil alih oleh militer dan polisi Indonesia. Hal tersebut agar tidak menjadi korban baku tembak.

Penyisiran TPNPB-OPM

Sementara itu, Satuan tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2024 melakukan penyisiran terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Homeyo Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani di Timika, Jumat, mengatakan bahwa aparat keamanan barang gabungan TNI-Polri melakukan respons tegas terhadap kekejaman OPM di Distrik Homeyo, pada Jumat (3/5/2024).

"OPM telah mengancam keamanan di wilayah Kabupaten Intan Jaya selama tiga hari berturut-turut," katanya.

Menurut Faizal, kekejaman OPM ini dimulai dengan serangan terhadap Polsek Homeyo pada 30 April 2024, yang menewaskan seorang warga sipil bernama Alexander Parapak.

"Aksi kekejaman OPM ini juga dilanjutkan dengan membakar bangunan Sekolah SD Inpres Pogapa pada 1 Mei 2024," ujarnya.

Dia menjelaskan tidak hanya di situ, OPM juga berupaya melakukan penyerangan terhadap Koramil 1705-05/Homeyo pada 2 Mei 2024.

"Aksi serangan OPM tersebut telah menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya," katanya lagi.

Dia menambahkan pasukan Brimob dari Satgas Blukar dan Kopassus dari Satgas Nanggala telah diterjunkan pada Jumat, 3 Mei 2024 untuk melakukan penyisiran terhadap OPM yang telah menganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat.

"Jadi keduanya merupakan bagian dari Operasi Damai Cartenz 2024, guna menindak tegas OPM yang terus meresahkan masyarakat di Kabupaten Intan Jaya," ujarnya seperti dikutip Antara.

Baca juga:

BRIN: Konflik di Papua, Kekerasan Jangan Dibalas dengan Kekerasan

Perubahan KKB Jadi OPM, Komnas HAM Papua Dorong Dialog Kemanusiaan

Editor: Fadli

  • Komnas HAM Papua
  • Cahyo Pamungkas
  • konflik Papua
  • Papua
  • Frits Ramandey
  • kekerasan di Papua
  • OPM
  • Komnas HAM
  • BRIN

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!